Kamis, 05 Mei 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA


BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Perubahan Sebagai Inovasi
1. Hakikat Perubahan Dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam rangka mencapai kemajuan suatu Negara, Suatu negara akan terlihat kemajuannya jika menempatkan pendidikan sebagai proses pembangunan yang utama ( Main Developmental Proces). Suherli (2008:13) menyatakan bahwa memajukan pendidikan bukan suatu pekerjaan yang mudah. Terdapat hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan pendidikan. Masalah utama pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan nasional dan untuk membangun kepercayaan masyarakat (Educational Customers) . Misalnya peningkatan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan, pengembangan kurikulum, pengadaan buku, dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah, pengembangan Inovasi pendidikan dan lain-lain. Namun demikian berbagai Indikator mutu pendidikan (Quality Assurance) belum secara signifikan menunjukan kemajuan. Kondisi ini terlihat di sebagian sekolah berada di kota-kota besar terlihat meningkatnya mutu pendidikan tetapi di sekolah yang berada di luar kota terlihat masih rendah kualitas mutu pendidikannya.
Suherli (2010:14) menyatakan bahwa dari berbagai pengamatan dan analisis, ada beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan salah satunya adalah keterbatasan anggaran dari pemerintah dan keterbatasan dukungan dana dari masyarakat sehingga akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Masih dikutip dari Suherli (2010:14) bahwa langkah-langkah kongkrit untuk menciptakan iklim pendidikan yang baik yaitu membangun kesadaran semua pihak untuk melakukan inovasi pendidikan di semua tingkatan sistem pendidikan (Government, regulators, manggers, and teachers).
Perubahan dalam bidang pendidikan merupakan suatu keharusan karena untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, seperti yang dikemukakan oleh Amir. M (2009:3) bahwa berbagai perubahan yang terjadi di berbagai lini kehidupan kita di era pengetahuan ini, terutama perkembangan teknologi informasi dan komunikasi haruslah dianggap penting oleh dunia pendidikan. Akan tetapi perubahan pada kenyataannya di lapangan sering tidak berlangsung dengan baik, akibatnya terjadi pemborosan financial, waktu, SDM dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Credaro Amanda (2001:1) ” Educational Reforms are often not well implemented, This results in massive wastage of finances, human resources, and lost potensial ”. Artinya, Reformasi atau perubahan pendidikan sering tidak dilakukan dengan baik. Hal ini mengakibatkan pemborosan yang besar dalam bidang Finansial, sumber daya manusia dan hilangnya Unsur-unsur potensial (Suherli, 2010:16). Perubahan merupakan sebuah adopsi dari proses Inovasi yang tujuannya adalah untuk memperbaiki lulusan (outcomes) melalui berbagai upaya dalam proses pendidikan. Perubahan sangat komplek yang melibatkan berbagai aspek, maka perubahan yang akan dilakukan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga impact atau pengaruhnya juga harus diperhitungkan.
Hakikat atau tujuan utama dari sebuah perubahan dalam pendidikan yang diimplementasikan dalam kegiatan inovasi pendidikan adalah untuk membantu sekolah mencapai tujuan secara efektif melalui penetapan sejumlah program atau praktek-praktek pendidikan yang lebih baik.



2. Konsep Dasar dan Ciri-Ciri Sekolah Efektif
Sekolah efektif menunjukan kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, social, politis, budaya maupun pendidikan. Disdik Provinsi Jabar, (2005:17) menjelaskan bahwa
1. Fungsi ekonomi sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktifitas ekonomi sehingga siswa dapat hidup sejahtera
2. Fungsi sosial sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradptasi dengan kehidupan masyarakat
3. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban siswa sebagai warga Negara
4. Fungsi budaya adalah media bagi siswa untuk melakukan tranmisi dan transpormasi budaya
5. Fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukan kepribadian siswa

Ciri-ciri dan indikator keefektifan sekolah dapat dilihat dan ditampilkan pada table berikut ini :
Ciri - Ciri dan Indikator Ke-Efektifan Sekolah :
CIRI-CIRI INDIKATOR
Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik Tujuan sekolah
Ø  Dinyatakan secara jelas
Ø  Digunakan untuk pengambilan keputusan
Ø  Dipahami oleh siswa, guru dan staff
Pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah Kepala Sekolah
Ø  Bisa dihubungi dengan mudah
Ø  Bersikap responsif kepada guru, staf dan siswa
Ø  Responsif kepada orang tua dan masyarakat
Ø  Melaksanakan kepemimpinan yang terfokus pada pembelajaran
Ø  Menjaga agar rasio guru / siswa sesuai dengan rasio ideal
Ekspektasi guru dan staf tinggi Guru dan Staff
Ø  Yakin bahwa semua siswa bisa belajar dan berprestasi
Ø  Menekankan pada hasil akademis
Ø  Memandang guru sebagai penentu terpenting bagi keberhasilan siswa
Adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat Sekolah
Ø  Komunikasikan secara positif dengan orang tua
Ø  Memelihara jaringan dukungan orang tua
Ø  Orang tua dan masyarakat
Ø  Berbagai tanggungjawab untuk menegakkan disiplin dan mempertahankan keberhasilan
Ø  Menghadiri acara-acara penting di sekolah
Adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar  Rapi, bersih, dan aman secara fisik
Ø  Disiplin secara baik
Ø  Memberi penghargaan kepada yang berprestasi
Ø  Memberi penguatan terhadap prilaku positif siswa-siswa
Ø  Mentaati aturan sekolah dan aturan pemerintah daerah
Ø  Menjalankan tugas/kewajiban tepat waktu
Kemajuan siswa sering dimonitor Guru memberi siswa
Ø  Tugas yang tepat
Ø  Umpan balik secara cepat (segera)
Ø  Kemampuan berpartisipasi di kelas secara optimal
Ø   Penilaian hasil belajar dari berbagai segi
Menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktivitas yang esensial Siswa
Ø  Melakukan hal yang terbaik untuk mendapat hasil belajar yang optimal;baik yang bersifat akademis maupun non akademis
Ø  Memperoleh berbagai keterampilan esensial kepada sekolah
Ø  Menunjukan komitmen dalam mendukung program dan keterampilan esensial guru
Ø  Menerima bahan yang memadai untuk mengajarkan yang esnsial

3. Sekolah Efektif Dalam Perspektif Manajemen Mutu
Disdik Provinsi Jabar (2005:17) menyatakan bahwa dimensi dan Indikator sekolah efektif dalam perspektif mutu manajemen adalah sebagai berikut :
1. Layanan Pembelajaran
a. Mutu mengajar guru
b. Kelancaran layanan belajar mengajar sesuai dengan jadwal
c. Umpan balik yang diterima siswa mengenai pekerjaannya
d. Layanan keseharian guru terhadap siswa
e. Kepuasan siswa terhadap layanan mengajar guru pada khususnya dan layanan sekolah pada umumnya.
f. Kenyamanan ruang kelas sebagai tempat belajar
g. Ketersediaan fasilitas belajar
h. Kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah


2. Pengelolaan dan layanan kepada siswa
Siswa merupakan pelanggan primer layanan pendidikan yang harus memperoleh kepuasan yang menyangkut :
a. Mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya
b.Mutu layanan dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih memahami realisasi dirinya dan dapat mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya
c. Pemenuhan kebutuhan kemanusiaannya (dari kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri)
3. Sarana dan Prasarana sekolah
4. Program dan pembiayaan
Sekolah yang efektif memilki perencanaan strategis dan tahunan yang dipatuhi dan diketahui oleh masyarakat sekolah. Dinamika perencanaan strategis sekolah membantu mengarahkan dinamika orientasi sekolah yang dibimbing oleh visi, misi, kejelasan program, sasaran dan indikator keberhasilannya.
5. Partisipasi masyarakat
6. Budaya sekolah
Merupakan tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang direpleksikan dalam tingkah laku keseharian, baik perorangan maupun kelompok.
B. Proses Inovasi dalam Pendidikan
1. Pengertian Proses Inovasi Pendidikan
Udin.S (2008:45) mengatakan bahwa kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu terjadi perubahan. KUBI (1997:1902) menyatakan bahwa proses merupakan (1) jalannya peristiwa dari awal sampai akhir, (2) masih berjalan suatu perbuatan, pekerjaan, tindakan.
Berapa lama waktu yang diperlukan dan dipergunakan selam proses itu berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula selama proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir.
Udin.S (2008:3) menyatakan bahwa Inovasi (Inovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil Invention maupun diskoveri. Sejalan dengan hal ini Milier, Roger E. seperti dikutip oleh Suherli (2010:1) mengatakan “Innovation is an Idea, Practice, or object perceived as new by relevant unit adaption, whether it is an individual or an organization”. Artinya Inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek, atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan baik oleh seorang Individu atau organisasi.
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Udin.S (2008:45) mengatakan bahwa proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) Inovasi pendidikan. Proses Inovasi pendidikan harus terus berlangsung di sebuah organisasi dalam hal ini sekolah secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan baik secara khusus di sekolah tersebut maupun secara umum mutu pendidikan.
2. Pihak – Pihak Dalam Proses Inovasi Pendidikan
Pihak-pihak utama yang perlu diperhatikan dalam proses inovasi pendidikan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah yang menjadi pemimpin dalam institusi pendidikan tentunya harus dapat memanage seluruh program dan kegiatan serta melaksanakan apa yang akan menjadi tujuan dari sekolah tersebut. Kepala Sekolah perlu menyesuaikan prilaku kepemimpinan yang diterapkan atas dasar kompetensi yang ada pada dirinya. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan yang berbasis inovasi antara lain :
1) Memahami manajemen pendidikan dan manajemen sekolah.
2) Memiliki pandangan yang visioner dari paradigma baru tentang keberlangsungan sekolahnya.
3) Memiliki kompetensi leadership dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
4) Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan potensial yang dimiliki sekolah.
5) Terampil memahami, memelihara, dan memotivasi semangat kerja guru, staff, dan siswa dalam rangka pengembangan mutu pendidikan sekolahnya.
2. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Menurut Jean D.Grambs dan C.Marris Mc Clare yang dikutif Uno.H.B (2007 : 5) “ Teacher are those persons who can seriously direct the experiences and behavior of an individual so that education takes places”. (Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan. Jadi guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.
Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan. Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah program inovasi pendidikan.
3. Siswa
Siswa merupakan objek utama dalam proses pendidikan terutama dalam rangka keberlangsungan proses belajar dan mengajar. Suherli (2010 : 8) mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Peran siswa dalam proses inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya.
4. Kurikulum
Kunandar (2007 : 113) mengatakan bahwa salah satu variable yang mempengaruhi Sistem Pendidikan Nasional adalah Kurikulum. Kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. Kurikulum harus dirancang dalam rangka lebih mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didik. Kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya yang merupakan pedoman dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Suherli (2010 : 10) Kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Oleh karena itu tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada didalamnya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri.
5. Fasilitas
Fasilitas dalam hal ini termasuk sarana dan prasarana pendidikan, merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam keberlangsungan proses pendidikan khususnya dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan di sekolah fasilitas sangat urgen keberadaannya sehingga program inovasi yang akan dilaksanakan bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan dalam tujuan dari program - program inovasi di sekolah tersebut.

6. Lingkungan Sosial Masyarakat
Dalam rangka menerapkan inovasi pendidikan, keterlibatan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung akan mempunyai dampak yang tidak berarti bagi keberlangsungan dan pembaharuan pendidikan. Keterlibatan masyarakat terutama masyarakat dimana peserta didik itu berasal dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan program inovasi pendidikan sangat diharapkan sehingga dapat membantu dan mendukung kegiatan-kegiatan Inovasi Pendidikan di sebuah sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar