BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional merupakan upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk menjadikan suatu bangsa dalam hal ini bangsa Indonesia menjadi bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa yang sudah maju dan modern, baik dalam taraf hidup maupun dalam berbagai bidang dan berbagai aspek kehidupan.
Ali. M ( 2009 : 48 ) Mengatakan bahwa secara konseptual pembangunan adalah segala upaya yang dilakukan secara terencana dalam melakukan perubahan dengan fungsi utama meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan kualitas manusia.
Pembangunan nasional suatu Negara pada kondisi sekarang lebih menekankan pada paradigma pembangunan sumber daya manusia karena dengan konsep ini menempatkan manusia sebagai motor dan subjek pembangunan juga sekaligus sebagai objek dari pembangunan itu sendiri Ali. M ( 2009 : 51 ) mengatakan bahwa ada enam alasan mengapa paradigma pembangunan manusia bernilai penting yaitu : 1. Pembangunan bertujuan akhir meningkatkan harkat dan martabat manusia ; 2. Mengemban misi pemberantasan kemiskinan ; 3. Mendorong peningkatan produktivitas secara maksimal dan meningktakan control atas barang dan jasa ; 4. Memelihara konservasi alam ( lingkungan ) dan menjaga keseimbangan ekosistem ; 5. Memperkuat basis masyarakat madani atau civil society dan institusi politik guna mengembangkan demokrasi ; 6. Merawat stabilitas politik yang kondusif bagi implementasi pembangunan.Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang handal dan tangguh hanya dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Undang-undang No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( Sairin.W, 2010 : 24 ). Dengan Pendidikan manusia dapat berinvestasi untuk masa depan, Schuttz ( 1968 ) menyatakan bahwa proses mendapatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan adalah suatu bentuk investasi SDM dan bukan sebagai kegiatan konsumtif ( Ali.M 2010 : 71 ). Pendidikan berkualitas memberi pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan pembngunan nasional, terutama dalam menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi adalah bangsa yang sebagian besar dari sumber daya manusia yang dimilikinya berkualitas, yang merupakan keluaran dari lembaga-lembaga Pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah dambaan serta harapan hampir setiap orang ataupun lembaga. Masyarakat dan orang tua mengharapkan agar anak-anak mereka mendapatkan Pendidikan berkualitas agar mampu bersaing dalam memperoleh peluang, baik dalam meraih pekerjaan maupun dalam menjalani kehidupan. Lembaga Pendidikan atau Sekolah yang bermutu dan berkualitas dari berbagai aspek manajerial pengelolaan sekolahnya mulai dari keorganisasian, kurikulum, kesiswaan, saran prasarana, hubungan dengan stake holder, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, program dan kegiatan unggulan berbasis inovasi, proses pembelajaran, pengembangan diri, dan lain-lain secara riil dan kontinu dapat diimplemtasikan walaupun secara bertahap tetapi menuju kearah perubahan yang signifikan bagi kemajuan sekolah. Merujuk pada pendapat Edward Sallis ( 1993 ) sekolah yang bermutu bercirikan sebagai berikut :
1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
3. Sekolah memlilki investasi pada sumber daya manusianya.
4. Sekolah memilik strategi untuk mencapai kualitas baik ditingkat Pimpinan, Tenaga Akademik maupun Tenaga Administratif.
5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada peristiwa atau kejadian berikutnya
6. Sekolah memilik kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya
8. Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreatifitas, mapun menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal.
10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas
11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut
12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja
13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan. ( Danim S 2007 : 55 ).
Upaya meningkatkan mutu dan kualitas sekolah harus secara terus menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Namun demikian berbagai indikator mutu sekolah belum menunjukkan peningkatan yang berarti, sebagian sekolah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. Sebagian sekolah dari sisi kelembagaan memang ada dan beroperasi namun disisi lain operasionalisasinya cenderung hanya melakukan proses rutinitas kerja suatu lembaga yang monoton dan stagnan dalam program dan kegiatannya sehingga kualitas yang diharapkan masih terlalu jauh untuk diraih. Kondisi ini mungkin sebagian besar terjadi di sekolah dan tidak dapat dielakan lagi sesuai kenyataan bahwa pada umumnya sekolah masih terfokus pada rutinitas program yang digulirkan secara hirarkhis dan cenderung sentralistik sehingga pemberdayaan lembaga secara optimal melalui berbagai program dan kegiatan yang inovatif sebagai penunjang kualitas sekolah belum terealisasi dengan baik. Kondisi demikian secara umum dapat dipaparkan sesuai dengan pendapat Udin. S (2008 : 5) mengatakan bahwa pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya :
1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya kegiatan masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan dengan demikian mununtut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan tersebut masih dikutip dari Udin. S (2008 : 5) lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, diantaranya :
1. Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.
3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
4. Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interprestasinya dalam prkatik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan paradigma yang baru dan mendalam serta pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan harus dengan cara tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan Inovasi Pendidikan.
Suherli (2010 : 1) mengatakan bahwa inovasi merupakan sebuah pemikiran, praktek, atau objek yang dianggap sesuatu yang baru yang dianggap mampu mengatasi permasalahan yang sudah dihadapi. Sejalan dengan hal ini, Miller, Roger E. Seperti dikutip oleh Suherli (2010 : 1) mengatakan “ Innovation is an idea, practice, or object perceived as new by relevant unit of adaption, whether it is an individual or an organization “. Artinya, Inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek, atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan baik oleh seorang individu atau organisasi.
Udin. S ( 2008 : 8 ) mengatakan bahwa pendidikan adalah merupakan suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti Sekolah, Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya Sistem Pendidikan Nasional. Dalam konteks ini inovasi harus berlangsung terus-menerus di sebuah sekolah sehingga secara bertahaf akan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kemajuan dan perkembangan mutu pendidikan sekolah tersebut bahkan secara umumnya mutu pendidikan nasional. Namun demikian sebagian besar sekolah-sekolah terutama yang berbagai akses pendukungnya kurang baik, informasi, komunikasi, fasilitas sarana dan prasarana serta berbagai hal lainnya menyebabkan terjadinya kemandegan atau stagnasi perkembangan lembaganya. Kegiatan-kegiatan sekolah hanya dilakukan sebatas rutinitas kegiatan yang statis sehingga perkembangan mutu pendidikan di sekolah tersebut tidak optimal bahkan cenderung banyak dampak yang negative akan muncul. Kejenuhan bagi para guru, pengelola sekolah, karyawan dan kepala sekolah merupakan salah satu bentuk negative akibat dari stagnasi ini.
Dari kondisi diatas, maka penulis mencoba mengangkat masalah dalam sebuah makalah yang berjudul : “ Unsur – Unsur Pemercepat Program Inovasi “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam latar belakang diatas, maka Rumusan Masalah yang akan dibahas didalam makalah ini adalah “ Bagaimanakah upaya-upaya mempercepat program inovasi di sekolah“. Untuk memudahkan pengembangan dan pembahasan makalah ini, maka perumusan tersebut dijabarkan kembali kedalam beberapa pertanyaan :
1. Permasalahan-permasalahan apakah yang muncul dalam inovasi ?
2. Apakah sumber-sumber terjadinya Inovasi ?
3. Apakah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan Inovasi ?
4. Apakah faktor-faktor pemercepat Inovasi ?
C. Tujuan
Secara umum tujuan pembuatan karya tulis berupa makalah ini untuk mempermudah gambaran yang empirik tentang bagaimana upaya-upaya mempercepat program inovasi di sekolah. Sedangkan secara khusus pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui / mengkaji dan menganalisa tentang :
1. Permasalahan-permasalahan apa yang muncul dalam inovasi
2. Sumber-sumber terjadinya proses inovasi
3. Hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan inovasi
4. Faktor-faktor pemerapat Inovasi
B. Kegunaan
Terdapat beberapa manfaat yang dihasilkan dari pembuatan makalah ini, antara lain dari aspek teoritis dapat memperkaya kajian tentang ilmu manajemen pendidikan.
Khususnya tentang manajemen Inovasi pendidikan dalam rangka mempercepat program Inovasi di tingkat sekolah. Dari aspek praktis, pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka pengembangan program-program Inovasi di sekolah, khususnya di sekolah penulis ( SMAN 2 CIAMIS ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar